.


Masih memandangi kain perca pemberian pengrajin yang kebetulan tetangga
Ada tali sepatu adik yang sudah tak terpakai juga
Kujahit satu persatu dengan hiasan kecil sebuah renda
Kumasukkan hp yang sudah lama kehilangan bajunya
"Mbak, itu punya siapa? Bagus, e. Beli dimana? Boleh tak minta?" Tanya adekku, Ilma (9tahun).
"Yasitu. Barusan takjahit. Hehe."
"Emang punya mesin jahit?" katanya Ilma makin bertanya-tanya.
"Pakai tangan, lah. Kan gampang." Jawabku ke 'Ilma.
Ilma mencoba membuatnya dari perca. Ah, ternyata aku bisa., katanya pelan dan senang.
"Aku pikir jahit itu cuma bisa pakai mesin jahit. Ternyata pakai tangan aja bisa rapi, ya! Bikin banyak mbak, takjualin di sekolah." Katanya bangga.
"Mbak, harusnya di sekolah masih ada pelajaran PKK. Kalau beli kan 15rb, ini dari sampah bisa buat kantong uang, tempat pensil, banyak lah... Untung aku nggak jadi beli kotak pensil." Lanjutnya sambil menyelesaikan tempat pensilnya.
Ah ternyata,
Alhamdulillah....
kain perca yang tidak sempurna itu
Mampu menyempurnakan alat sekolah Ilma
0 comments:
Posting Komentar